Senin, 17 Oktober 2016

TERIMA KASIH GURU-GURU KAMPAR



Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip di ruang kerjanya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Guru-guru Kabupaten Kampar yang berpartisipasi memperkaya literatul Kantor perpustakaan dan Arsip Kabupaten Kampar melalui penyerahan karya tulis ilmiah baik berbentuk Tesis, Skripsi dan makalah. Semua itu tercatat dengan rapi di Perpustakaan Kabupaten Kampar, setiap guru yang menyerahkan karya tulis diberikan surat keterangan telah menyumbangkan karya tulis tersebut. Hal ini sesuai dengan peran perpustakaan kabupaten kampar yakni mengumpulkan dan mengkoleksi karya tulis dan buku-buku berbagai judul hasil pemikiran dari umat manusia khususnya masyarakat indonesia.

         Jumlah Tesis yang disumbangkan sebanyak 33 Judul, Skripsi sebanyak 281 Judul, dan Makalah sebanyak 82 Judul. Kegiatan ini berlangsung dari tahun 2012 sampai tahun 2016 dan guru-guru menyerahkan karya tulisnya kepada pihak Kantor tanpa imbalan sedangkan kepala mengeluarkan surat keterangan sebagai motivasi guru-guru tersebut yang barangkali bisa menjadi poin angka kredit atau syarat-syarat lainnya untuk mendapatkan sertifikasi guru. Apa yang telah dilakukan guru-guru ini sungguh sangat tidak ternilai harganya berguna bagi para pembaca. 
 
Menurut kepala kantor perpustakaan dan arsip, partisipasi guru-guru kabupaten kampar ini merupakan kegiatan positif yang bernilai guna bagi pembangunan daerah kabupaten kampar khusunya dalam peningkatan sumber daya manusia di Kabupaten Kampar. Menurut beliau apa yang dilakukan guru-guru ini tidak dapat dinilai dengan materi, tetapi secara moral memiliki nilai yang sangat tinggi. Ini menunjukkan peradaban masyarakat Kampar karena Perpustakaan itu sesungguhnya menujukkan suatu peradaban umat. 

Karya tulis ilmiah yang diserahkan kepada Perpustakaan kampar itu adalah tentang masalah pendidikan, masalah sosial, masalah penegakan hukum dah keadilan, masalah agama, masalah budaya dan masalah-masalah ilmiah. Inilah yang dikatakan oleh Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip kabupaten Kampar H. Nuhadi M. Pd.

Kepada guru-guru kabupaten kampar, H. Nurhadi menyampaikan kepada guru-guru agar tetap berkarya dalam bidang penulisan karya ilmiah dan ilmu pengetahuan, beliau juga mengatakan bahwa pendidikan dan ilmu pengetahuan itu dapat merubah atau memperbaiki keadaan suatu bangsa dan sebaliknya bila pendidikan dan ilmu pengetahuan berjalan stagnan atau tidak ada perkembangan proses berkarya dalam bidang ilmu ini akan membuat kemunduran suatu bangsa. Beliau sangat apresiasi kepada guru-guru kabupaten kampar dan optimis guru-guru akan tetap berkarya.

Kamis, 29 September 2016

PENDEKATAN BIROKRASI MAX WEBER VERSUS PENDEKATAN ISLAM



PENDEKATAN BIROKRASI MAX WEBER VERSUS PENDEKATAN ISLAM



OLEH : H. NURHADI MP.d

A.   LATAR BELAKANG
Teori birokrasi ditemukan oleh seorang Yahudi Jerman yang bernama Max Weber. Dalam kepemimpinan sangat terkesan tingkatan – tingkatan level kepemimpinan ; Top Leader, Middle Leader dan Low Leader dalam suatu organisasi. Weber juga menyatakan, birokrasi itu sistem kekuasaan, di mana pemimpin (superordinat) mempraktekkan kontrol atas bawahan (subordinat). Sistem birokrasi menekankan pada aspek “disiplin.” Sebab itu, Weber juga memasukkan birokrasi sebagai sistem legal-rasional. Legal oleh sebab tunduk pada aturan-aturan tertulis dan dapat disimak oleh siapa pun juga. Rasional artinya dapat dipahami, dipelajari, dan jelas penjelasan sebab-akibatnya.
Pendekatan kepemimpinan dalam islam memiliki perbedaan yang nyata dengan Toeri Birokrasi Max Weber. Penonjolan kepemimpinan islam lebih menjaga hubungan pimpinan dengan seluruh personal dan menghargai kemanusiaan sama rata dibanding dengan tingkatan- tingkatan hirarki. Dalam tulisan ini kita mencoba membandingkan hal tersebut dalam uraian berikut ;


B.   PENDEKATAN BIROKRASI MAX WEBER
1.        Kelebihan sistem birokrasi max weber: 
Ada Aturan, Norma, dan Prosedur untuk Mengatur Organisasi Dalam model teori birokrasi Max Weber, ditekankan mengenai pentingnya peraturan. Weber percaya bahwa peraturan seharusnya diterapkan secara rasional dan harusnya ada peraturan untuk segala hal dalam organisasi. Tentunya, peraturan-peraturan itu tertulis. Dengan demikian, organisasi akan mempunyai pedoman dalam menjalankan tugas-tugasnya 

2.        Kekurangan sistem birokrasi max weber:

Hierarki Otoritas Yang Formal Malahan Cenderung Kaku Karena sistem hierarki perusahaan, maka bawahan akan segan menyapa atasannya kalau tidak benar-benar perlu. Hal ini menciptakan suasana formal yang malah cenderung kaku dalam organisasi.
birokrasi sebagai wewenang atau kekuasaan yang berbagai departemen pemerintah dan cabang-cabangnya memeperebutkan diri untuk mereka sendiri atas sesama warga negara. Kamus teknik bahasa Italia terbit 1823 mengartikan birokrasi sebagai kekuasaan pejabat di dalam administrasi pemerintahan.
Birokrasi berdasarkan definisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli adalah suatu sistem kontrol dalam organisasi yang dirancang berdasarkan aturan-aturan yang rasional dan sistematis, dan bertujuan untuk mengkoordinasi dan mengarahkan aktivitas-aktivitas kerja individu dalam rangka penyelesaian tugas-tugas administrasi berskala besar (disarikan dari Blau & Meyer, 1971; Coser & Rosenberg, 1976; Mouzelis, dalam Setiwan,1998).
Sementara itu, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, birokrasi didefinisikan sebagai :
  1. Sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai pemerintah karena telah berpegang pada hirarki dan jenjang jabatan
  2. Cara bekerja atau susunan pekerjaan yang serba lamban, serta menurut tata aturan (adat dan sebagainya) yang banyak liku-likunya dan sebagainya.
Definisi birokrasi ini mengalami revisi, dimana birokrasi selanjutnya didefinisikan sebagai
  1. Sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai bayaran yang tidak dipilih oleh rakyat,
  2. Cara pemerintahan yang sangat dikuasai oleh pegawai.

C.  PENDEKATAN KEPEMIMPINAN ISLAM
Ideology Islam adalah ideology yang terbuka. Hal ini mengandung arti walaupun dasar-dasar konseptual yang ada di dalam bangunan ideology islam sendiri sudah   sempurna namun Islam tidak menutup kesempatan mengomunikasikan ide-ide dan  pemikiran-pemikiran dari luar Islam selama pemikiran tersebut tidak bertentangan  dengan al-Qur’an dan Hadits.

      1 .  Pribadi Seorang  Pemimpin Yang Ideal
a.       Perspektif al-Qur’an
Dalam suatu riwayat Aisyah ditanya tentang akhlak Rasulullah, beliau menjawab : akhlak Rasul adalah al-Qur’an. Di dalam al-Qur’an banyak sekali ayat yang menjelaskan tentang akhlak mulia seorang pemimpin.
-          Berpengetahuan luas, kreatif, inisiatif, peka, lapang dada, selalu tanggap. Hal ini di   jelaskan dalam surat al-Mujadalah ayat : 11
“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”



-          Adil, jujur, dan konsekuen. Dalam surat an-Nisa ayat 58 :
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha mendengar lagi Maha Melihat.

-          Bertanggung jawab. Dalam surat al-An’am ayat 164
Katakanlah: "Apakah Aku akan mencari Tuhan selain Allah, padahal dia adalah Tuhan bagi segala sesuatu. dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kamu kembali, dan akan diberitakan-Nya kepadamu apa yang kamu perselisihkan."

-          Dapat menjaga amanah dan kepercayaan orang lain. Dalam surat al-Baqarah ayat 166 ;
 (yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya, dan mereka melihat siksa; dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali.s

-          Ikhlas dan memiliki semangat pengabdian Dalam surat al-baqarah ayat 245 ;
Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), Maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.  

-          Memberikan petunjuk dan pengarahan. Dalam Surat as-Sajdah ayat 24 ;
 Dan kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah kami ketika mereka sabar. dan adalah mereka meyakini ayat-ayat kami.



-          Suka bermusyawarah. Dalam surat Ali Imran ayat 159  ;
 Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itU. Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.

b.      Perspektif Hadits
-          Zuhud terhadap kekuasaan
“Kami tidak mengangkat orang yang berambisi kedudukan”. (HR. Muslim)
-          Memiliki visi keummatan
“Ka’ab bin Iyadh ra bertanya : Ya Rasulullah, apabila seorang mencintai kaumnya itu tergolong fanatisme ?, Nabi Menjawab : Tidak, fanatisme adalah bila seseorang mendukung kaumnya atas suatu kedhaliman. (HR. Ahmad).

2.     Kepemimpinan Islam di Indonesia
a.      Formal
            Memasuki masa awal kemerdekaan Indonesia, kepemimpinan Islam masih memiliki peranan yang sangat kuat. Hal ini bisa kita buktikan dengan tercantumnya kalimat kewajiban menjalankan syariat Islam di dalam piagam Jakartayang dengan keiklasan hati demi menjaga ikatan persatuan nasional, para pemimpin Islam rela menghapus kalimat tersebut dari dasar Negara republic Indonesia. Namun jika kita lihat mukaddimah UUD 1945 maupun pancasila sila pertama di dalamnya warna Islam sangatlah kental . kepemimpinan soekarno-Hatta mendapat legitimasi dari masyarakat Islam juga disebabkan faktor dukungan dari tokoh-tokoh Islam yang dengan setia memback-up perjuangan mereka dengan segala cara. Bukti lagi lain dari begitu berperannya umat Islam pada masa-masa awal berdirinya Indonesia adalah dengan mendirikannya majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) sebagai wadah aspirasi politik Indonesia. Di bawah naungan MASYUMI bersatu seluruh golongan umat Islam seperti NU, Muhammadiyah, Persis, PSI dan Petti. Selain itu banyak kerajaan Islam yang berdiri di Indonesia pada awal masuknya Islam di Indonesia yang diawali dengan berdirinya kerajaan Samudra Pasai.
b.      Non Formal
            Umat Islam di Indonesia masih memandang sosok ulama’ di Indonesia sebagai pemeimpin-pemimpin nonformal dengan wilayah kepemimpinan yang bahkan melebihi pemimpin formal itu sendiri. Pada zaman revolusi kemerdekaan peran ulama’ sebagai pemimpin informal dalam mengarahkan proses perjuangan teramat kuat. Bahkan 99% perjuangan perjuangan yang dikobarkan di seluruh tanah air adalah perjuangan yang dipimpi oleh para ulama’ yang berjuang dengan keikhlasan hati.

3.      Model Kepemimpinan Rasulullah
            Pada masa kebangkitan peradaban, dimana Nabi Muhammad menjadi Rosululloh dimuka bumi ini, mengusung model kepemimpinan yang ditujukan untuk mengubah paradigma kepemimpinan tidak beradab. Model kepemimpinan Muhammad ditujukan bahwa pemimpin dan perangkat kepemimpinannya merupakan sosok yang membawa rakyat sebagai manusia yang merdeka dan beradab, serta sumberdaya alam dikelola untuk kesejahteraan manusia (rakyat). Sehingga seorang pemimpin sejatinya merupakan manusia yang memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional dan kecerdasan moral, serta memiliki kemampuan leadership untuk membawa rakyatnya mampu memanfaatkan potensi dirinya untuk mandiri dan bermanfaat bagi diri dan masyarakat, dan membawa rakyatnya mampu mengelola sumberdaya yang dimiliki negaranya untuk kesejahteraan umum.

            Masa kebangkitan peradaban moral ini menyuguhkan model kepemimpinan yang ideal bagi kehidupan berbangsa di dunia, yang ditandai dengan penghapusan perbudakan, penghancuran rasdiskriminasi, pemeliharaan kekayaan negara yang diperuntukan untuk kesejahteraan msyarakat umum, penyelenggaraan lembaga keuangan yang menekankan kepada efisiensi penggunaan modal dan berkeadilan, serta mengedepankan pemerataan pendapatan melalui mekanisme zakat yang benar dan profesional dalam pengelolaannya, membangun mekanisme pasar komoditas yang terhindar dari kecurangan, dan memperlihatkan kecerdasan hubungan internasional yang dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam negeri dengan mengedepanlan kemandirian bangsa.

            Kepemimpinan Rasulullah tidak hanya menggunakan akal dan fisik, tetapi Beliau memimpin dengan kalbunya karena hati tidak akan pernah bisa disentuh kecuali dengan hati. Rasulullah menabur cinta kepada sahabatnya sehingga setiap orang bisa merasakan tatapannya dengan penuh kasih sayang, tutur katanya yang rahmatan lil alaamiin, dan perilakunya yang amat menawan. Seorang pemimpin yang hatinya hidup akan selalu merindukan kebaikan, keselamatan, kebahagiaan bagi yang dipimpinnya. Kepribadian sebagai pemimpin di dalam pola berpikir , bersikap dan berperilaku, merupakan pancaran isi kandungan Al-Qur’an sehingga sepatutnya diteladani. Sebagai seorang pemimpin, Rasulullah memiliki empat sifat utama yang mulia , yaitu

a)      Siddiq(Benar).
            Sifat ini berarti Rasulullah SAW mencintai dan berpihak pada kebenaran yang datangnya dari Allah SWT, sehingga seluruh pikiran, sikap dan emosi yang ditampilkan dalam perilaku, ucapan (sabda) dan diamnya beliau merupakan sesuatu pasti benar. Seluruh wahyu Allah SWT adalah sesuatu yang benar dan Rasulullah SAW hanya mengikuti apa yang diwahyukan pada beliau. Dalam kepemimpinan berarti semua keputusan, perintah dan larangan beliau, agar orang lain berbuat atau tidak berbuat sesuatu pasti benar, karena bermaksud mewujudkan kebenaran dari AllahSWT.
b)     Amanah(Terpercaya)
            Sifat ini berarti bahwa Rasulullah SAW merupakan seseorang yang dapat dipercaya, karena mampu memelihara kepercayaan dengan merahasiakan sesuatu yang harus dirahasiakan dan sebaliknya selalu mampu menyampaikan sesuatu yang seharusnya disampaikan. Sesuatu yang harus disampaikan bukan saja tidak ditahan-tahan, tetapi juga tidak akan diubah, ditambah atau dikurangi. Demikianlah kenyataannya bahwa setiap firman selalu disampaikan Rasulullah SAW sebagaimana difirmankan Allah SWT kepada beliau.
c)      Tabligh(Menyampaikan)
            Sifat ini sejalan dengan sifat amanah, meskipun yang dimaksud terutama sekali bukan terpercaya, tetapi memiliki kemampuan dalam menyampaikan atau mendakwahkan wahyu Allah SWT, sehingga jelas maksudnya dan dapat dimengerti. Dengan demikian semua wahyu yang disampaikan dijadikan juga sebagai pedoman beliau dalam kehidupan, sehingga setiap perilaku beliau merupakan bagian dari dakwah mengenai petunjuk dan tuntunan Allah SWT.
d)     Fatanah(Pandai)
            Sifat ini berarti Allah SWT pasti mendekati Rasulullah SAW dengan tingkat kecerdasan yang tinggi. Kecerdasan itu tidak saja diperlukan untuk memahami dan menjelaskan wahyu Allah SWT seperti tersebut di atas. Kecerdasan dibekalkan juga karena beliau mendapat kepercayaan Allah SWT untuk memimpin umat, karena agama Islam diturunkan adalah untuk semua manusia dan sebagai rakhmat bagi alam semesta. Oleh karena itu hanya pemimpin yang cerdas akan mampu memberikan petunjuk, nasihat, bimbingan, pendapat dan pandangan bagi umatnya, dalam memahami firman-firman Allah SWT.

e)      Maksum(Bebas dari Dosa)
Sifat ini berarti Rasulullah SAW merupakan seseorang yang berakhlaq mulia, yang tidak mungkin ditipu dan disesatkan setan yang terkutuk. Dengan demikian Rasulullah SAW merupakan manusia yang paling sempurna dalam menjalankan perintah dan meninggalkan larangan Allah SWT. Kondisi ini dijadikan Rasulullah SAW sebagai manusia yang bebas dari dosa, baik dalam berpikir, bersabda (bertutur kata) atau diamnya jika ditanya, maupun dalam berperilaku setiap saat beliau menjalankan kepemimpinan bagi umatnya.
                        Perkembangan kepemimpinan di Dunia saat ini, terlebih di Indonesia cenderung    mengabaikan model kepemimpinan yang telah disuguhkan oleh Nabi Muhammad SAW, bahkan cenderung kepemimpinan Muhammad hanya dijadikan literatur ideal dan sebagai gambaran hayali yang tidak perlu dicapai. Kehidupan berbangsa pada masa modern lebih memilih model teori kepemimpinan yang ditawarkan oleh ilmuwan ketatanegaraan modern meskipun teori tersebut banyak memiliki kelemahan dalam praktiknya. Seolah model kepemimpinan Muhammad SAW bukan produk ilmiah, karena tidak termasuk kepada teori hasil pemikiran tokoh/ilmuan ternama. Sehingga pilihan lebih tertuju kepada model kepemimpinan yang memiliki cacat dan keraguan dalam mensejahterakan kehidupan berbangsa.
                        Bahkan di Indonesia semakin lama para pemimpin dan wakil rakyat semakin  tidak perduli terhadap masyarakat terutama masyarakat miskin. Melihat realita yang ada bahkan para wakil rakyat semakin jelas mempertontonkan gaya hidup mereka yang serba smewah, sedangkan banyak rakyat miskin yang semakin kesulitan



D.  PENUTUP

Kepemimpinan birokrasi menurut Max Weber lebih menekankan kepada level – level tingkatan pemimpin dan bawahan. Susunan hirarki ini menyebabkan kepemimpinan yang kaku, ia lebih menekankan kedisiplinan, keteraturan batas – batas hubungan bawahan pimpinan yang tunduk pada hirarki. Teori ini mengenyampingkan masalah hubungan personal dimana tidak ada kebebasan bawahan terhadap Top Leader. Seorang bawahan hanya boleh berkomunikasi atau berhubungan dalam hal pekerjaan kepada atasannya langsung.

Di dalam kepemimpinan islam bentuk struktur hirarkinya lebih berbentuk Circle Leadership. Pemimpin dikelilingi oleh bawahan secara langsung. Ia mengenyampingkan hirarki kepemimpinan seperti pada Teori Birokrasi. Dalam islam setiap rakyat atau ummat boleh mengadukan persoalannya kepada pemimpin puncak, seperti pada zaman Rasulullah setiap ummat yang menghadapi masalah boleh mengadu kepada Rasulullah



Pengikut