STRATEGI
PEMBANGUNAN KAMPAR YANG RELIGIUS
Ceramah
Prof. Dr. Syahrin Harahap, MA
Ditulis Kembali Oleh H. Nurhadi,
M.Pd
Dalam rangka memperingati Hari Besar Islam 1 Muharram 1436 H dan
bersempenah dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda yang ke 86 di Kabupaten
Kampar, dilaksanakan seminar sehari yang isinya mengupas tentang konsep
pembangunan yang religius, konsep hijrah dan semangat pemuda di Lingkungan
Aparatur Sipil Negara Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar. Acara berlangsung di
Balai Bupati Kampar dengan penceramah Prof. Dr. Syahrin Harahap, MA dan Drs.
Abdul Mu’in Domo, MA.
Fungsi dan tugas pemerintah menurut Prof. Dr.
Syahrin Harahap, MA adalah ; Pengayom dan teladan terhadap masyarakat, pelayan
bagi rakyatnya, penanggung jawab keseahteraan rakyat dan sumber inspirasi bagi
rakyat yang dipimpin. Pengayom dan teladan berarti bahwa pejabat pemerintah
harus berperilaku akhlaqul karimah sehingga dia dapat mengayomi rakyat dan
memberikan contoh teladan, yang terpenting bukan hanya sekedar kata-kata dan retorika
tetapi melainkan bukti nyata dalam kehidupan mereka sehari-hari, sama ucapan dengan
perbuatan.
Pelayan bagi rakyat harus menjadi tugas yang
disadari oleh para pemimpin atau pejabat pemerintah sesuai dengan hadits
riwayat Abu Na’im. Hal ini masih banyak menjadi batu sandungan bagi pejabat
pemerintah dimana mereka memposisikan diri bukan sebagai pelayan tetapi sebagai
yang dilayani atau raja. Revolusi mental dibidang ini harus menjadi konkrit
sesuai dengan slogan Presiden Jokowi Dodo.
Pemimpin sebagai penanggung jawab
kesejahteraan rakyat tidak boleh dipungkiri keberadaannya. Menurut ajaran islam
jika ada rakyat yang kelaparan disuatu Negeri atau tidak memiliki tempat
tinggal yang layak akibat ketidakberdayaannya maka pemimpinlah yang menanggung
dosa atau yang diminta pertanggungjawabannya kelak. Sepantasnyalah Bupati
Kampar mengarahkan seluruh Kepala Satker untuk melihat keadaan masyarakat
dilapangan kemudian mencari solusi untuk jawaban keadaan yang ditinjaunya,
“seorang pejabat bukan hanya untuk duduk-duduk di kantor”.
Pemimpin adalah sumber inspirasi bagi rakyat.
Ketika rakyat atau bawahan bertemu dengan pemimpinnya terdorong keinginan orang
tersebut untuk bekerja lebih keras, berbuat lebih baik, beribadah lebih
sungguh-sungguh, memiliki kehidupan yang
layak, memiliki cita-cita tinggi dan lain-lain sebagainya. Berarti pemimpin
harus menjadi motivator bagi rakyat dan bawahannya, dapat dikatakan bahwa
kehidupan bermalas-malasan dikalangan rakyat dengan tegas dinyatakan sebagai
sebuah dosa.
Dalam kesempatan yang sama dinyatakan bahwa
dalam rangka memperingati 1 Muharram ini
juga disebut dengan konsep hijrah. Nilai-nilai hijrah yang harus dimiliki oleh
setiap muslim adalah dalam rangka ; sebuah strategi pembangunan peradaban,
menunjukkan bahwa islam itu dinamis simbol yang wasathiyyah, Islam yang
memiliki wawasan luas dan daya saing yang kompetitif, ketulusan dan keteguhan
hati setiap muslim.
Pesan Al-Quran dalam menyikapi hijrah adalah
kesediaan memberi kediaman, kelapangan dan pertolongan (Q.S. 2 / al-Baqarah:
218 dan al-Anfal: 72). Upaya memperoleh reski yang mulia (Q.S. 8 / Al-Anfal:
74). Upaya meningkatkan martabat manusia itu sendiri (Q.S. 9 / Al-Taubah: 20).
Upaya memperoleh berbagai kebaikan (Q.S.16 / Al-Nahal: 41) dan yang terakhir
adalah dalam rangka untuk meningkatkan kasih sayang (Q.S. 8 / Al-Anfal: 95).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar