Selasa, 28 Oktober 2014

STRATEGI PEMBANGUNAN KAMPAR YANG RELIGIUS

STRATEGI PEMBANGUNAN KAMPAR YANG RELIGIUS
Ceramah Prof. Dr. Syahrin Harahap, MA


Ditulis Kembali Oleh H. Nurhadi, M.Pd

Dalam rangka memperingati Hari Besar Islam 1 Muharram 1436 H dan bersempenah dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda yang ke 86 di Kabupaten Kampar, dilaksanakan seminar sehari yang isinya mengupas tentang konsep pembangunan yang religius, konsep hijrah dan semangat pemuda di Lingkungan Aparatur Sipil Negara Pemerintah Daerah Kabupaten Kampar. Acara berlangsung di Balai Bupati Kampar dengan penceramah Prof. Dr. Syahrin Harahap, MA dan Drs. Abdul Mu’in Domo, MA.
Fungsi dan tugas pemerintah menurut Prof. Dr. Syahrin Harahap, MA adalah ; Pengayom dan teladan terhadap masyarakat, pelayan bagi rakyatnya, penanggung jawab keseahteraan rakyat dan sumber inspirasi bagi rakyat yang dipimpin. Pengayom dan teladan berarti bahwa pejabat pemerintah harus berperilaku akhlaqul karimah sehingga dia dapat mengayomi rakyat dan memberikan contoh teladan, yang terpenting bukan hanya sekedar kata-kata dan retorika tetapi melainkan bukti nyata dalam kehidupan mereka sehari-hari, sama ucapan dengan perbuatan.
Pelayan bagi rakyat harus menjadi tugas yang disadari oleh para pemimpin atau pejabat pemerintah sesuai dengan hadits riwayat Abu Na’im. Hal ini masih banyak menjadi batu sandungan bagi pejabat pemerintah dimana mereka memposisikan diri bukan sebagai pelayan tetapi sebagai yang dilayani atau raja. Revolusi mental dibidang ini harus menjadi konkrit sesuai dengan slogan Presiden Jokowi Dodo.
Pemimpin sebagai penanggung jawab kesejahteraan rakyat tidak boleh dipungkiri keberadaannya. Menurut ajaran islam jika ada rakyat yang kelaparan disuatu Negeri atau tidak memiliki tempat tinggal yang layak akibat ketidakberdayaannya maka pemimpinlah yang menanggung dosa atau yang diminta pertanggungjawabannya kelak. Sepantasnyalah Bupati Kampar mengarahkan seluruh Kepala Satker untuk melihat keadaan masyarakat dilapangan kemudian mencari solusi untuk jawaban keadaan yang ditinjaunya, “seorang pejabat bukan hanya untuk duduk-duduk di kantor”.
Pemimpin adalah sumber inspirasi bagi rakyat. Ketika rakyat atau bawahan bertemu dengan pemimpinnya terdorong keinginan orang tersebut untuk bekerja lebih keras, berbuat lebih baik, beribadah lebih sungguh-sungguh,  memiliki kehidupan yang layak, memiliki cita-cita tinggi dan lain-lain sebagainya. Berarti pemimpin harus menjadi motivator bagi rakyat dan bawahannya, dapat dikatakan bahwa kehidupan bermalas-malasan dikalangan rakyat dengan tegas dinyatakan sebagai sebuah dosa.
Dalam kesempatan yang sama dinyatakan bahwa dalam rangka memperingati  1 Muharram ini juga disebut dengan konsep hijrah. Nilai-nilai hijrah yang harus dimiliki oleh setiap muslim adalah dalam rangka ; sebuah strategi pembangunan peradaban, menunjukkan bahwa islam itu dinamis simbol yang wasathiyyah, Islam yang memiliki wawasan luas dan daya saing yang kompetitif, ketulusan dan keteguhan hati setiap muslim.
Pesan Al-Quran dalam menyikapi hijrah adalah kesediaan memberi kediaman, kelapangan dan pertolongan (Q.S. 2 / al-Baqarah: 218 dan al-Anfal: 72). Upaya memperoleh reski yang mulia (Q.S. 8 / Al-Anfal: 74). Upaya meningkatkan martabat manusia itu sendiri (Q.S. 9 / Al-Taubah: 20). Upaya memperoleh berbagai kebaikan (Q.S.16 / Al-Nahal: 41) dan yang terakhir adalah dalam rangka untuk meningkatkan kasih sayang (Q.S. 8 / Al-Anfal: 95).




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pengikut